Kamis, 18 Februari 2021

Mengenal Efek Samping Metformin, Obat yang Umum Diresepkan untuk Diabetes

Ada beberapa jenis obat diabetes yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah pada diabetes tipe 2. Salah satu obat yang paling sering direkomendasikan dokter adalah metformin. Obat ini bekerja dengan mengurangi kadar gula yang disalurkan hati ke aliran darah dan membuat tubuh lebih peka terhadap insulin. Namun, sama seperti dengan jenis obat lainnya, metformin memilki efek samping dalam penggunaannya, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Apa saja efek samping metformin?


Efek samping metformin jangka panjang

Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah. Tujuan pengobatan diabetes melalui konsumsi obat adalah untuk membantu menurunkan kadar gula. Dengan begitu, gula darah bisa tetap stabil dalam keadaan normal.

Meskipun termasuk obat diabetes yang paling diandalkan, ternyata metformin tidak selalu bekerja efektif untuk setiap penderita diabetes tipe 2. Salah satu penyebabnya adalah efek samping dari obat ini yang justru melemahkan kondisi kesehatan diabetesi (penderita diabetes)

Berikut adalah jenis-jenis efek samping metformin yang berpotensi terjadi:

1. Asidosis laktat

Meski jarang terjadi, asidosis laktat berpotensi menjadi efek samping metformin yang paling serius. Asidosis laktat adalah penumpukan asam laktat dalam tubuh yang dapat berakibat fatal.

Asidosis laktat terjadi karena metformin mampu menghasilkan asam laktat dalam jumlah besar. Asam laktat sendiri adalah produk hasil metabolisme anaerob (tanpa oksigen) yang akan membuat pH darah lebih asam. Bila kadarnya sangat tinggi maka bisa menyebabkan kerusakan atau gagalnya fungsi berbagai organ tubuh.

Asidosis laktat sebagai efek samping metformin jangka panjang dapat meyebabkan gejala, seperti:

  • Nyeri otot atau merasa lemas
  • Mati rasa atau perasaan dingin di tangan dan kaki
  • Kesulitan bernapas
  • Merasa pusing, kepala berputar, lelah, dan sangat lemas
  • Sakit perut, mual disertai muntah
  • Detak jantung lambat atau tidak teratur

2. Kekurangan vitamin B12

Mengonsumsi metformin dalam jangka panjang menyebabkan menurunnya kadar vitamin B12. Kekurangan vitamin B12 dapat berisiko menimbulkan gangguan kesehatan karena vitamin ini penting untuk menjalankan fungsi DNA, produksi sel darah merah, dan fungsi biokimia lain di dalam tubuh.

Berkurangnya vitamin B12 dalam darah juga dapat menyebabkan anemia megoblastik di mana sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah merah secara memadai. Meskipun terbilang langka, kondisi ini bisa terjadi jika Anda kekurangan vitamin B12 sebagai efek samping penggunaan obat diabetes ini dalam jangka panjang.

Berikut adalah gejala dari efek samping metformin yang menyebabkan kekurangan vitamin B12:

  • Perubahan warna kulit
  • Peradangan di lidah
  • Refleks tubuh berkurang
  • Merasa gelisah dan tidak tenang
  • Kemampuan mencium bau berkurang
  • Kerusakan saraf-saraf
  • Kesulitan berjalan
  • Gangguan saraf tepi tubuh seperti kesemutan pada jari, kelelahan, nyeri otot, dan cepat lupa.

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah yang lebih rendah dari biasanya. Jika gula darah turun drastis, hal ini berisiko menimbulkan bahaya bagi kesehatan Anda. Kondisi ini juga terkadang dijumpai sebagai efek samping dari konsumsi metformin pada penderita diabetes.

Efek samping penggunaan metformin jangka panjang yang mengakibatkan hipoglikemia akan memunculkan gejala seperti:

  • Tubuh lemas dan lelah
  • Pusing
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Kepala terasa ringan atau melayang
  • Detak jantung melambat atau semakin cepat

Efek samping metformin lainnya

Selain efek jangka panjang yang telah disebutkan yang telah disebutkan, terdapat juga efek samping yang bisa muncul dalam waktu singkat dari penggunaan obat ini.

Menurut laporan dari University of Louisiana Monroe sekitar 30% orang mengeluhkan efek samping lain dari pengunaan metformin, seperti:

  • Mual dan muntah
  • Gangguan pencernaan
  • Penurunan nafsu makan
  • Nyeri otot dan kram
  • Sakit perut
  • Pilek
  • Sakit perut
  • Tubuh melemah
  • Batuk dan suara serak
  • Diare
  • Lemas dan mengantuk

Dokter biasanya akan meresepkan metformin dalam dosis rendah dalam tahap awal pengoabatan diabetes guna menghindari efek samping ini


Faktor-faktor risiko pemicu efek samping metformin

Pemicu efek samping metformin

Selain perubahan dosis, terdapat pula beberapa faktor yang membuat seseorang jadi lebih berisiko mengalami efek samping metformin, seperti:

1. Menjalani operasi

Operasi dan radiologi dapat memperlambat pembuangan metformin dari tubuh Anda. Akibatnya, hal tersebut dapat meningkatkan risiko Anda mengalami efek samping berupa asidosis laktat.

Jika Anda berencana menjalani prosedur operasi atau radiologi, Anda harus berhenti minum metformin 48 jam sebelum menjalani prosedur tersebut.

2. Minum alkohol secara berlebihan

Minum alkohol ketika sedang minum metformin bisa meningkatkan risiko Anda mengalami hipoglikemia. Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan juga berpotensi memicu terjadinya asidosis laktat. Hal ini dikarenakan alkohol meningkatkan kadar asam laktat di tubuh Anda.

Anda tidak diperbolehkan minum alkohol secara berlebihan saat minum obat ini. Jika perlu, sebaiknya Anda tidak minum alkohol sama sekali agar Anda dapat terhindar dari risiko terkena efek samping metformin.

3. Gangguan ginjal

Ginjal Anda membuang sisa metformin dari tubuh. Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, akan terlalu banyak metformin di dalam tubuh Anda yang bisa membuat Anda berisiko mengalami asidosis laktat.

Apabila Anda menderita masalah ginjal yang tergolong ringan dan sedang, dokter mungkin akan meresepkan metformin dalam dosis yang rendah.

Namun, jika masalah ginjal yang Anda derita cukup parah dan sudah memasuki usia 80 tahun ke atas, dokter tidak akan meresepkan metformin untuk mengatasi diabetes Anda.

4. Menderita masalah jantung dan hati

Anda tidak disarankan minum metformin apabila Anda menderita penyakit gagal jantung akut atau baru saja mengalami serangan jantung.

Jantung yang bermasalah mungkin tidak dapat menyuplai darah yang cukup ke ginjal. Kondisi ini menyebabkan ginjal tidak mampu membuang metformin dengan baik sehingga risiko terkena asidosis laktat pun tinggi.

Anda juga tidak boleh menjalani pengobatan dengan metformin jika hati Anda bermasalah. Salah satu fungsi hati Anda adalah membuang asam laktat dari tubuh.

Jadi, jika hati tidak berfungsi dengan baik, asam laktat akan menumpuk dalam tubuh. Kondisi ini yang dapat meningkatkan risiko terjadinya asidosis laktat.

Tubuh setiap orang berbeda, sehingga respons terhadap obat metformin juga akan berbeda-beda. Dengan kata lain, berbagai efek samping yang telah disebutkan di atas tidak selalu muncul pada setiap orang.

Dokter Anda akan mempertimbangkan risiko mana yang lebih besar, risiko efek samping metformin atau risiko komplikasi diabetes yang berbahaya. Oleh karena itu, selalu konsultasikan kondisi Anda dan perubahan apa pun yang Anda rasakan setelah minum obat ini pada dokter

Selain perubahan dosis, terdapat pula beberapa faktor yang membuat seseorang jadi lebih berisiko mengalami efek samping metformin, seperti:

1. Menjalani operasi

Operasi dan radiologi dapat memperlambat pembuangan metformin dari tubuh Anda. Akibatnya, hal tersebut dapat meningkatkan risiko Anda mengalami efek samping berupa asidosis laktat.

Jika Anda berencana menjalani prosedur operasi atau radiologi, Anda harus berhenti minum metformin 48 jam sebelum menjalani prosedur tersebut.

2. Minum alkohol secara berlebihan

Minum alkohol ketika sedang minum metformin bisa meningkatkan risiko Anda mengalami hipoglikemia. Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan juga berpotensi memicu terjadinya asidosis laktat. Hal ini dikarenakan alkohol meningkatkan kadar asam laktat di tubuh Anda.

Anda tidak diperbolehkan minum alkohol secara berlebihan saat minum obat ini. Jika perlu, sebaiknya Anda tidak minum alkohol sama sekali agar Anda dapat terhindar dari risiko terkena efek samping metformin.

3. Gangguan ginjal

Ginjal Anda membuang sisa metformin dari tubuh. Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, akan terlalu banyak metformin di dalam tubuh Anda yang bisa membuat Anda berisiko mengalami asidosis laktat.

Apabila Anda menderita masalah ginjal yang tergolong ringan dan sedang, dokter mungkin akan meresepkan metformin dalam dosis yang rendah.

Namun, jika masalah ginjal yang Anda derita cukup parah dan sudah memasuki usia 80 tahun ke atas, dokter tidak akan meresepkan metformin untuk mengatasi diabetes Anda.

4. Menderita masalah jantung dan hati

Anda tidak disarankan minum metformin apabila Anda menderita penyakit gagal jantung akut atau baru saja mengalami serangan jantung.

Jantung yang bermasalah mungkin tidak dapat menyuplai darah yang cukup ke ginjal. Kondisi ini menyebabkan ginjal tidak mampu membuang metformin dengan baik sehingga risiko terkena asidosis laktat pun tinggi.

Anda juga tidak boleh menjalani pengobatan dengan metformin jika hati Anda bermasalah. Salah satu fungsi hati Anda adalah membuang asam laktat dari tubuh.

Jadi, jika hati tidak berfungsi dengan baik, asam laktat akan menumpuk dalam tubuh. Kondisi ini yang dapat meningkatkan risiko terjadinya asidosis laktat.

Tubuh setiap orang berbeda, sehingga respons terhadap obat metformin juga akan berbeda-beda. Dengan kata lain, berbagai efek samping yang telah disebutkan di atas tidak selalu muncul pada setiap orang.

Dokter Anda akan mempertimbangkan risiko mana yang lebih besar, risiko efek samping metformin atau risiko komplikasi diabetes yang berbahaya. Oleh karena itu, selalu konsultasikan kondisi Anda dan perubahan apa pun yang Anda rasakan setelah minum obat ini pada dokter.

Rasulullah ﷺ
“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah”
Anjuran: Selama menjalani pengobatan mandiri, sebaiknya tetap cek ulang gula darah anda dan konsultasi kan dengan ahlinya.